Menggali
Surga Terpendam di Gunung Semeru
Puncak MAHAMERU, Foto : Syahrul Kartiko |
Siapa
yang nyangka apabila kita bisa minginjakkan kaki di dataran tertinggi dimana
kita dilahirkan, apalagi kalau dilalui bersama para sahabat, dan ditemani
dengan pemandangan yang luar biasa indah, mungkin itu akan menjadi kesan yang
tak kan terlupakan bagi orang yang bisa melakukannya.
Hari
Senin, tanggal 11 Agustus 2014 saya Aji bersama para sahabatku : Indra, Amin,
dan Andrianto berangkat berpetualangan untuk membedah keindahan Gununng Semeru,
Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di pulau Jawa yang berada di kawasan
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) provinsi Jawa timur.
Dalam
sempit berbagi sesak, kami berangkat dari Pasar Tumpang menuju Ranu Pane,
perjalanan ini memakan waktu sekitar 2 jam-an, saat kami memulai memasuki
kawasan TNBTS kami langsung disuguhi pemandangan indah hutan belantara dan
lautan pasir Gunung Bromo yang terlihat mempesona jauh di kiri jalan
Transportasi Semeru, Foto : Syahrul Kartiko |
Setelah
sesampainya di Ranu Pane kami langsung melakukan packing perlengkapan dan juga
melakukan sedikit briefing untuk melengkapi kebutuhan registrasi, sebelumnya
pendaki diwajibkan untuk mengurus surat kesehatan dokter dan melampirkan foto
copy KTP, hal ini dikarenakan mendaki gunung bukan perkara main – main, seperti
kita ketahui kalau sudah banyak sekali pendaki yang gugur, celaka, tersesat,
Cuma gara-gara mengabaikan dan menganggap remeh aturan safety atau keselamatan.
Gerbang masuk menuju MAHAMERU, Foto : Syahrul Kartiko |
Dalam
perjalanan menuju ke Ranu Kumbolo, kita harus melewati 4 pos dan sedikitnya dua
titik penting, yakni Lendengan Dowo dan Watu Rejeng, total jarak yang ditempuh
dari Ranu Pane ke Ranu Kumbolo adalah 10,5 km atau sekitar 5-6 jam-an, dalam
perjalanan kita akan sering berpapasan dengan pendaki lain dan akan sering
bertegur sapa dengan ucapan ‘’Monggo’’, atau ’’Mari Mas’’ dan tak jarang
pendaki yang sedang turun memberi motivasi semangat pada kami, ‘’Semangat Mas,
puncuk sudah deket’’ (padahal pada kenyataannya masih sangat jauh).
Sampai
di pos 4 kita sudah bisa melihat kecantikan Ranu Kumbolo, tempat yang dijuluki
sebagai surganya Gunung Semeru, dan apabila ingin menjadi saksi keeksotisan
danau seluas 15 hektar di ketinggian 2400 mdpl ini, kita harus siap melawan
capek dan dingin yang luar biasa, Maka dari bitu disini kita akan camp di bibir
ranu kumbolo untuk menantikan pertunjuka Sun Rise di esok hari, dan kejutan
luar biasa datang ketika kita terbangun di pagi hari, kita akan disambut
terbitnya matahari dari tengah-tengah dua bukit dihiasi jernihnya air danau dan
pohon-pohon cemara di sekeliling danau Ranu Kumbolo.
Surganya Semeru (Ranu Kumbolo), Foto : Syahrul Kartiko |
Sekitar
pukul 09.00 pagi kami melanjutkan perjalanan menuju Kali Mati, sepanjang
perjalanan kita akan melewati Bukit Cinta yang konon katanya bila kita
memikirkan orang yang kita sayangi tanpa menoleh kebelakang sampai ke ujung
bukit maka cinta itu akan abadi, next Oro-Oro Ombo adalah tempat yang indah
dengan hamparan bunga yang menyerupai bunga lavender berwarna ungu, dan Cemoro
Kandang adalah daerah yang kebanyakan ditumbuhi pohon cemara.
Keindahan Bunga Lavender ungu yang sedang mekar, Foto : Syahrul Kartiko |
Tibalah
kami di Kali Mati yang mana daerah ini adalah tempat pendirian tenda sekaligus
tempat untuk menyimpan barang yang sekiranya tidak penting untuk dibawa ke
puncak Mahameru, dalam peristirahatan kami menikmati keindahan Puncak Mahameru
dan ditemani makanan ala kadarnya, dan setelah itu kami segera tidur untuk
mempersiapkan summit attack pada pukul 01.00 dini hari nanti.
Pukul
00.30 kami terbangun untuk mempersiapkan diri, ternyata diluar sana sudah ada
ratusan pendaki yang telah memulai pendakian menuju puncak Mahameru, saking
ramainya para pendaki, terlihat rentetan lampu headlamp yang membetuk seperti
ular di ¾ jalur menuju puncak, dan tepat pukul 01.00 dini hari, kami memulai
melangkahkan kaki kami menuju puncak tertinggi di pulau Jawa ini.
Dalam
perjalanan kami berpapasan dengan pendaki lain yang telah kembali turun,
jumlahnya puluhan dengan alasan beragam, mulai dari sakit, kecapekan, tidak
tahan dengan debu,hingga terkena hypotermia. Untuk sampai dipuncak Mahameru
kita harus melewati Arcopodo dan Kelik (daerah ini adalah batas vegetasi Semeru
sebelum sampai di track pasir dan krikil).
Puncak
dari perjuangan dalam pendakian ini adalah ketika kita mulai masuk di track
pasir dan krikil karena dari semua
pendaki yang naik, mungkin hanya setengahnya saja yang bisa sampai puncak,
karena banyak sekali cobaan yang akan menghadang, seperti : kedinginan hebat
(hypoternia), sesak nafas karena debu, kecapekan, sakit, dan lain-lain. Maka
disinilah akan muncul pembelajaran yang luar biasa, dari mulai arti rasa tolong
menolong, tidak egois, pantang menyerah, dan hal-hal luar biasa lainnya.
Kebanggaan
luar biasa bagi kami karena pada pukul 08.00 Saya bersama Indra, Andrianto, dan Amin dapat menaklukkan kerasnya
puncak tertinggi Jawa bersama-sama dengan lengkap, dan tak lupa kami semua
bersujut syukur kepada tuhan karena tidaklah mudah bisa sampai di puncak
Mahameru ini. Pemandangan yang amat sangat indah yang dipersembahkan buat siapa
saja yang dapat berjuang sampai puncak, terlihat banyak gugusan gunung yang
sedang berbaris dengan indahnya, dan awan yang menari-nari ditiup angin
bagaikan ombak disamudra laut, sungguh keindahan yang tiada tara.
Jonggring Saloko (Puncak Mahameru), Foto : Syahrul Kartiko |
Maka
disinilah kami berjanji untuk menjaga dan melindungi NKRI ini, negri sejuta
keindahan ini tidak boleh dirusak dan apalagi dimiliki negara lain, kami bangga
menjadi bagian dari bangsa Indonesia tercinta ini, ‘’Apapun yang terjadi padamu Indonesiaku, tidak akan pernah
menghilangkan rasa cinta kami padamu Indonesiaku’’.
#PesonaIndonesia
#WonderfullIndonesia
0 comments:
Post a Comment